Milky way atau biasa disebut gugusan bintang menjadi pemandangan malam hari yang sangat elok. Milky way sendiri berasal dari bahasa latin Via Lactea yang merupakan sebuah galaksi spiral yang terdiri dari 200 hingga 400 milyar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya.
Jika ditengok milky way ini tampak memiliki gugusan seperti awan lembut. Hal ini disebut dengan aura atau pita kabut. Pita kabut ini berisikan kumpulan jutaan bintang, debu dan gas yang terdapat pada piringan galaksi. Pita ini terbilang cukup terang di sekitar rasi sagitarius dan lokasi tersebut disinyalir sebagai pusat dari galaksi.
Milky way termasuk dalam ilmu Astrofotografi yang secara bahasa terdiri dari astronomi dan fotografi di mana astronomi ialah ilmu yang mempelajari benda-benda di luar angkasa lalu diabadikan dengan menggunakan kamera.
Karena Indonesia berada di garis khatulistiwa maka saat yang paling bagus dalam mengabadikan milky way ada pada bulan maret hingga bulan agustus. Di antara bulan-bulan ini lah milky way berada tepat di belakang rasi sagitarius.
Sehingga dapat dipastikan bahwa milky way akan terlihat terang benderang di malam hari. Di luar bulan-bulan tersebut milky way akan tampak redup. Sebab titik terangnya ada di bawah ufuk.
Untuk mencari milky way ini diperlukan peta bintang atau peta yang bisa mengetahui di mana letak milky way. Terdapat berbagai aplikasi yang bisa menunjukkan letak milky way seperti Star Walk.
Aplikasi tersebut tersedia di play store dan app store. Jika sudah, maka langkah selanjutnya ialah memastikan perkiraan cuaca. Pastikan bahwa cuaca cerah tanpa sedikit pun awan.
Lalu cari tempat di mana tidak ada sama sekali polusi cahaya. Seperti hutan, gunung, pantai, bahkan pulau kecil dengan sedikit penghuni. Tidak lupa untuk mencari foreground yang bagus untuk hasil yang maksimal seperti pada celah pohon yang berjejer, celah bukit, atau lereng-lereng tebing.
Ada beberapa cara untuk mengabadikan milky way, adalah :
1. Memastikan kamera yang akan digunakan. Kamera jenis apapun bisa digunakan tergantung pada pengaturan yang diberikan
2. Pada kamera smartphone, bisa menggunakan mode manual dengan support long eksposure pada ada pada kamera. Eksposure diartikan sebagai tersedianya fitur ISO, shutter speed, dan aperture. Gunakan tripod khusus pada smartphone. ISO diatur pada rentan 1600 dan 3200 dengan infinity focus.
Gunakan sutter speed dengan rentan waktu 16 sampai 32 detik. Jika foto yang dihasilkan kurang bagus maka pengaturan ISO bisa direndahkan lagi.
3. Jika ingin hasil yang lebih maksimal gunakanlan kamera DSLR. Dengan kamera ini menggunakan cara yang sedikit lebih rumit dibandingkan kamera smartphone. Kamera harus disetting manual terlebih dahulu.
Pastikan menggunakan diafragma terbesar dari kamera seperti f/2.8 atau f/3.5. Setelah itu pastikan ISO yang digunakan adalah yang paling tinggi biasanya 6400.
Selanjutnya gunakan sutter speed dengan rentan waktu 20 hingga 30 detik. Setting fokus pada infinity focus, Gunakan tripod khusus kamera dan cable release untuk menghindari hasil yang blur atau buram.
Setting hasil kamera menjadi RAW atau settingan image dengan data mentah yang sesuai saat ditangkap oleh sensor kamera. Sehingga hasil foto yang dihasilkan akan tampak lebih tajam dan bagus dibandingkan dengan JPEG.
Selain itu settingan RAW bisa dengan mudah untuk diedit Photoshop dan Lightroom. Jika settingan sudah diatur sedemikian rupa maka mulailah untuk memotret.
Lihat juga : Nonton Film Birds Of Prey Sendirian, Bikin Cenat Cenut.